Tuesday, June 19, 2007

Gelora Rumah Panjang

Gelora Rumah Panjang
Tara adalah seorang Ibu rumah tangga, yang cukup santun, cantik dan pandai, dia
seorang karyawati menengah yang sukses adapun suaminya Nico sangat religius dan
agak kaku; malah dapat digolongkan sangat tradisionil jalan berpikirnya.

Kehidupan Tara menjadi berubah dengan segala prubahan zaman serta kariernya,
dimana dia bekerja disebuah hotel yang bintang lima di suatu property di kota
besar dibagian dunia ini. Dengan penampilan Tara yang manis, ramah, pandai
juga sexy, Tara menjabat sebagai 'Event Coordinator Manager', adalah suatu
bagian yang memang cukup sibuk, di dunia 'Hospitality Industry' dan sering dia
harus bekerja sampai larut malam.

Didalam kehidupan social diHotel ada sebuah motto yang tak tertulis bahwa semua
orang seharusnya bantu membantu, apa bila orang pernah tidak membantu satu
bagian lain, otomatis suatu ketika dia akan kena batunya sendiri karena tidak
akan diperlakukan baik bila dia mendapat kesukaran dikemudian hari.

Motto ini dipegang teguh oleh Tara, sejak kepindahaannya dari lain
perusahaan, yang benar-benar berbeda nafas dan warna usahanya; namun dengan
cepat Tara bisa mengikuti jalur permainannya.

Namun tak mengherankan juga, cara kehidupan yang begitu erat di property
Hotel itu akhirnya mereka juga saling menjalin kasih diantara mereka, entah itu

orang dari Front house dengan Back house, manager dengan waitress nya, ataupun
chef dengan front office officernya; walaupun, ada tertulis bahwa mereka tidak
boleh saling melecehkan pegawai, dalam arti pelecehan apapun termasuk sexuality.

Banyak pegawai menyebutkan bahwa Tara adalah seorang yang sexy, menawan dan
ramah, dengan kulit 'fair' rambut panjang serta 'grooming' selalu terjaga,
tidak terlalu menyolok dalam berdandan, juga ringan tangan. Mungkin hal ini
karena dia dari Indonesia, yang terkenal dengan ramah tamah dan berbudi bahasa
halus.

Suatu saat pegawai Hotel dihebohkan dengan kejadian adanya pemerkosaan dan
pembunuhan sebelah kanan gedung property Hotel, dilakukan oleh orang lokal
yang memang tampang dan cara kehidupannya agak menyeramkan bagi yang menemuinya,
namun jumlah mereka tidak banyak, dan makin memudar.

Dengan peristiwa itu, banyak wanita pekerja Hotel itu harus di'escort' sampai
ketempat parkir atau pun tempat pemberhentian bis dimana dia harus mengambil
jalur bis menuju ke rumahnya masing2 di malam hari, oleh siapa saja yang
bertugas malam itu, bagian front office yang laki-laki, terutama Security.

Tak berbeda dengan Tara, diapun mendapat perlakuan yang sama karena sering
kali dia harus selesai jam 22:00 atau 22:30. dimana kadang dia hanya naik bis
saya menuju ke suburb dimana dia tinggal.

Disuatu malam, karena Hotel memang sedang sibuk sekali Tara harus pulang
malam, Tara menelephone pada suaminya yang sudah dirumah. "Nic, kerjaan aku
belum selesai tuh, mungkin aku sampai agak malam karena harus keluarin leaflets
dan brochures ini besok pagi?" "Biar deh aku naik bus aja ntar kamu jemput

di halte bis aja ya?" "Uchh aku juga lagi nyiapin presentasi buat besok nih
Tar, udah deh bila aku udah ngantuk ya sampai ketemu ditempat tidur aja ya",
jawab Nico. "OK deh soalnya aku belum tahu sampai jam berapa aku selesai, I
love you" "OK I love you too, anak-anak udah pada belajar kok mereka udah mo
pada bobo, udah ya muuacch!" kata Nico.

"Ya udah sampai nanti, Mmmuuachh", sambut Tara dengan agak rasa kesal. Tara
meletakkan telephonenya dan mulai bekerja kembali menyelesaikan
pekerjaannya yang menuntut penyelesaian malam itu. Jam 20:00 dia turun keKantin
untuk makan malam, banyak pria yang menayakan akan keberadaannya dan
menawarkan untuk panggil aja bila butuh escort. Tarapun menjawab dengan ramah
dan santai, sambil memikirkan akan makan apa yang ada dikantin, karena kadang
membuat dia bosan juga makanan ala Hotel yang itu-itu juga, terasa kurang rasa,
tidak seperti di rumah makan Indonesia atau di warung makan biasa. Akhirnya dia
cuma makan cumi yang digoreng pakai tepung dengan sayur mayur dan sedikit nasi
goreng yang memang tinggal sedikit.

Tara tak menghiraukan lingkungannya selama makan, karena ingin cepat kembali
kepekerjaannya dan pulang tak terlalu malam, rupanya ada seorang yang
memperhatikan tingkah lakunya yang agak serius setengah resah. "Banyak
kerja Tara?" Tarapun menoleh karena kaget rasanya sangat familiar dengan
suara itu. "Oh ya, kok kamu Harry, kok makan sini sih, bukannya kamu
harusnya udah pulang tadi 2 jam yang lalu." "Ya sama aku juga terjerat
kerja nih besok ada Press Release", kata "Deputy Executive Managing Director"
ini menerangkan.

Selesai kerja, Tara pergi kebawah menuju keFront Office untuk minta

"escort", kemudian seorang ditugaskan untuk mengantarnya sampai kehalte bis
menunggu sampai dia naik bis. Namun tiba tiba Harry menyahut dari belakang,
"Biar saya saja yang mengantar Tara" Maka Tarapun jadi tidak enak hati dan
menjawab, "Gak usah deh Harry biar Peter aja yang menantarku, keluargamu
menunggumu" "Ya OK deh Peter, antar Tara kepemberhentian bis, jangan
kamu pulang bila dia belum naik bis ya", godanya.

Sampai dirumah, Nico telah mengorok diperaduannya, melihat anak anaknya
udah lelap, kelihatan sangat suci sekali wajahnya dalam tidur nyenaknya. Cepat
Tarapun membersihkan diri dan masuk ke quilt menyusul Nico tidur di malam
spring yang agak sejuk itu. Mendekap Nico dari belakang, berusaha melupakan
kekesalannya terhadap Nico yang selalu agak masa bodoh.

Segera terjatuhlah Tara tertidur, namun belum pulas sekali; Nico merasa bahwa
istrinya telah berada disampingnya, segera dia membalik dan melucuti pakaian
Tara, juga dirinya sendiri. Segera dia memasukkan kemaluannya kedalam
vagina Tara.

Walaupun Tara agak capek dari kerja masih terpejam matanya, dia tak dapat
mengelak perilaku suaminya yang memang tanpa permisi dan basa basi bila ingin
menyalurkan syahwatnya, pun pula tanpa "warming up" dan cumbuan; Nico langsung
menancapkan kemaluannya dan memompanya sepuasnya, bagaikan sebuah mesin sex yang
lagi di"switch on", semua getaran badan Nico terasa dibadan Tara.

Belum juga Tara merasa mencapai pendakian birahinya, Nico telah sangat
memburu nafsunya dan deru nafasnya tak terelakkan, kemudian keluarlah air
many Nico dalam rahim Tara ,creet, cret, cret. Tarapun menjadi kaget,

karena dia masih belum separoh jalan menuju ke puncak pendakiannya dan masih
harus berkonsentrasi akan rasa gesekan penis Nico dalam relung kenikmatannya,
namun Nico telah KO, dan lunglai di dadanya.

Betapa jengkel dan kecewa hati Tara, akan perlakuan suaminya yang selalu tak
pernah memberikan kesempatan untuk berexpresi dan mendapatkan kenikmatan bila
mereka membuat cinta. Namun Tara harus menerimanya dengan diam, karena
telah beribu kali dia utarakan untuk berbicara mengenai hal yang satu ini,
namun Nico, menjawabnya dengan masa bodoh seolah, memang itu tanggung jawab
wanita, sebagai pelampyas nafsu suami titik.

Esoknya, Tara kembali bekerja dengan tekunnya, memang kebetulan kamar kerja
Tara berada agak pojok dan ngak banyak orang lalu lalang karena memang
kegiatannya yang membutuhkan ketenangan, dalam menghadapi para langganannya.
Tiba-tiba pintu terbuka tanpa ketukan, ternyata, Harry yang masuk, kontan kaget
Tara akan kehadirannya, karena biasanya bila orang masuk tentu mengetuk pintu
terlebih dahulu. Matanya agak sayu dan langsung menutup pintu kamar dan berkata,

"Tara, kau tentu tahu bahwa aku menyukaimu, bukan saja pinggul dan dadamu
yang indah, namun perilakumu meruntuhkan imanku." "Kudambakan kelembutan
wanita seperti kau, dan aku tahu, kau akan mengimbangi deru cinta dan nafsuku
Tara", berkata begitu sambil menatap mata Tara yang masih agak terperanjat namun
juga sebagai kejutan, karenanya darahnya berdesir kencang sewaktu tangan Harry
menggapai tanggannya, dan meremasnya halus.

Ditariknya tangan Tara lembut dengan tangan kirinya dan tangan kanannya
menggapai leher Tara dan menariknya mendekat di mukanya, dalam sekejap
bibir Harrypun telah menempel dibibir Tara dengan hangatnya. Terasa, hangat

dan bergetar bibir Tara menerima kenyataan indah ini, sesaat Harry mendorong
lidahnya dan memainkannya dirongga mulutnya dengan aktif, sambil sesekali
menekan dan menghisap liurnya.

Jantung Tara berdegup kencang, dan darah berdesir, keringat mulai membasah,
menerima kenikmatan. Hangatnya dekapan yang tak disangka-sangka, membuat
tubuhnya bergetar dan menggeridik bulu kuduknya, dalam berpangutan hangat ini.
Akan tetapi, dirasakannya ada suatu halangan kenikmatan mereka, karena mereka
berciuman terpisahkan antara meja tulis selebar 90 sentimeter. Maka bergesarlah
Harry kearah balik meja dimana Tara berdiri, dan langsung mendekatkan dirinya
pada Tara dan mendekapkan tangannya dipunggung Tara, kemudian merambatkan
tangannya memegang leher dibalik rambut Tara yang panjang sebahu. Diraba dan
dielusnya leher Tara dengan lembut, sambil bibirnya terus memangut bibir Tara
yang hangat.

Hampir lupa Tara bila dia dalam keadaan dinas; terhenyaklah mereka
ketika telephone berdering, serta merta Tara mendorong pelan Harry, mengangkat
telp dan menjawabnya setelah sesaat dikuasainya diri dan emosinya sendiri.
"Event coordinator office, Tara speaking"

Ternyata yang telepon dari graphic designer bicara mengenai design yang
telah Tara setujui akan langsung di cetak, dan Tara menyetujuinya. Setelah
selesai pembicaraan dengan graphic designer, Harrypun terus memegang tangan
Tara lagi, dan mengatakan, "Tara, jangan lari dariku lagi please, aku
mencintaimu" "Akan kuatur kebahagian kita bersama, will you accept
this please"

Tara tak kuasa menjawab, hanya anggukan kepala dengan mata tak berkedip
memandang Harry, seolah cahaya kuat yang mempunyai daya tarik yang besar

menyedot dirinya hampir dia tak akan bisa melepasnya. Maka Harry pun
menegaskan sekali lagi. "Tara, aku ngak puas dengan anggukanmu,
katakan bahwa kau juga merasakannya!" Akhirnya Tarapun berkata, "Ya Harry,
akupun merasakannya dan akan kucoba memenuhi tuntutan jiwaku" "Kuharap
kau sabar Harry, atas kebingunganku ini, namun tak kupungkiri aku mencintaimu
juga" Harry segera menggapai tangan Tara sekali lagi dan mengelusnya
sambil mengecup bibir, kemudian meninggalkan ruangan untuk mengadakan "Press
Release".

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12:15 siang dan terasa Tara butuh
mengisi perutnya yang sudah mulai merengek minta dipenuhi, dan diapun
meninggalkan ruangan menuju ke kantin. Tara tak banyak bercanda dengan
sejawatnya, hanya sekedar basa basi dan ketawa menyegarkan suasana.
Sekembali Tara keruang kerjanya, didapatinya surat tertutup yang ternyata dari
Harry. "Tara, temui aku jam 8 malam di paviliunku room 1431, thank you for
your acceptance."

Terasa berdesir darah menjadi cepat mengalir, terhentaklah jantungnya
bagaikan halilintar menjambar dirinya, tak kuasa menahan deru detak jantung yang
semakin mengencang, bingung rasanya apa yang akan diperbuat nanti malam, dalih
apa yang akan disusunnya untuk memberitahu Nico suaminya. Segera Tara memutuskan
menelphone Marrisa 'Executive Secretary' di'executive Offce', memberitahukan
bahwa dia ada appointment dokter siang itu dan akan kembali ke Hotel jam 4 sore
untuk meneruskan kerjaannya, yang menurut agendanya dia akan selesai dimalam
hari. Marrisa menjawab bahwa dia akan mencatat semua pesan-pesan yang masuk dari
telephone untuknya.

Kepergian Tara sebetulnya hanya akan menjenguk Nico dikantornya dan sambil

minum kopi bersamanya sejenak, kemudian dia pulang bersama Nico untuk
bertemu dengan anak-anak, hampir satu setengah jam Tara bermain dengan anak
anaknya, Tara kembali keHotel lagi dan bekerja kembali. Sore jam 6 dia minta
"room service" untuk mengirim secangkir kopi kekantornya dan sedikit kue
supaya Tara dapat menghemat jam kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaannya
hari itu. Tepat jam 19:50 malam Tara berajak dan menutup pintu menuju ke atas
lantai 14 no 31, dimana Harry sudah menunggu nya.

Setelah dia memencet tombol bel Harrypun membuka pintu, seraya mepersilahkan
Tara masuk ke dalam Paviliunnya. Kaget bukan kepalang ketika berhadapan
dengan Harry, karena Harry hanya mengenakan jas kamar dan menalikan sabuknya
tidak kencang, jadi sebagian paha atasnya yang berbulu kelihatan. Segera
Harrypun menyadari keadaan dan merangkul, membimbing Tara kedalam sambil
membetulkan jas kamarnya. Segera, berkatalah Harry, "Tara kamu lelah,
releks aja ya bersamaku disini, jangan kau hiraukan penampilanku, saat ini,
telah kusiapkan dinner untuk kita berdua, maukah kau menemaniku malam ini?"

Tara menjawab, "Saya yakin ini bukan sebuah order dari atasanku, namun aku
datang untuk memenuhi komitmenku kepadamu, ya kita akan bersama beberapa
saat malam ini." Serta merta Harry menggapai dagu Tara dan segera
menempelkan bibir hangatnya kepada Tara dengan penuh kasih dan emosinya.

Tara pun tak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Hari dan
menyedotnya dengan keras air liur Harry, dililitkannya lidahnya menyambut
lidah Harry dengan penuh rasa getaran birahi, serasa dia bisa menghilangkan
sekejap semua kekecewaan bathinnya akan sikap Nico suaminya. Setelah puas

meraka bertautan merekapun berajak untuk makan malam. Selama makan malam,
mereka bukan hanya menceritakan pengalaman indah dalam perkawinannya, namun
juga kekecewaan dan himpitan dalam rumah tangga mereka masing-masing.
Sesekali tangan mereka saling mengelus dan meremas; tak terasakan lilin telah
hampir tinggal separoh batang, habis terbakar oleh bara yang romantis dan
syahdu. Hampir jam 21:00 mereka selesai makan, Harrypun kemudian masuk dan
mengambil jas tidur wanita yang biasa disediakan untuk tamu VIP, bahan dari
silky warna kuning lembut pastel dan katanya, "Tara, ganti ini yuk,
nanti pakaian kerja kamu kusut loh" "Boleh nggak kubukakan pakaianmu,
sayang" "Boleh Harry, tentu sekalian kau akan menyayangiku kan?" "Ya Tara,
gimana kalau kita pindah di kamar tidur saja", seraya digendongnya Tara dari
ruang makan ke kamar tidur dan direbahkannya tubuh molek itu di kasur.

Segera, Harrypun membalik badannya dan menuju ke Audionya memasang satu set
lagu-lagu klasik, "Serenade", Hofstetter ciptaan Haydn, "Waltz of the
Flowers" dari Peter Tchaikovsky dan" The four Season: "Spring" dari Vivaldi,
dimana lagu-lagunya lembut namun ceria penuh gairah; sangat cocok untuk musim
spring, dimana saatnya setiap insan sedang enak-enaknya membuat cinta, karena
dunia pernuh warna dan hangatnya pas, nyaman sekali untuk semua insan didunia.

Kembali Harry membalikkan badannya ke Tempat tidur, ternyata Tara telah ganti
pakaian dengan jas tidurnya dengan tidak ditalikan sabuknya, terlihatlah bra
yang transparan dengan "push up bra style"warna pastel, memberikan kesan
seakan payudara Tara hampir tumpah meluap keluar lebih dari sepertiganya. Tangan
kiri Tara mengelus-elus payudara yang sebelah kiri yang masih dibalut bra,

sedangkan tangan kanannya membelai "pussy"nya yang menyembul mendesak CDnya,
karena Tara memang mengenakan celana "mini high cut style".

Melihat pemandangan yang mempersona itu, segera Harrypun menghampiri Tara dengan
deburan darah dan nafsunya, langsung menyambar bibir Tara yang lembut dan
hangat, dilumatnya bibirnya dan didorongnya lidahnya untuk mencari lawannya
didalam rongga mulut yang tak begitu besar itu. Dan didalam sana ternyata
sambutan hangat, agak liar telah siap menari bersamanya didalam dan bertautlah
keduanya dengan penuh nafsu birahi.

Getaran jantung serta desiran darah Tara mengantarnya sampai kepintu
kenikmatan yang tiada berujung, sementara tangan kanan Harry otomatis
mendarat disembulan hangat payudara sebelah kanan Tara yang segar; dielusnya
lembut,diselusupkan tanganya dalam bra yang hanya 2/3 menutupinya dan
dikeluarkannya buah dada Tara, ditekan, dicarinya puntingnya kemudian dipilin
halus seraya ditariknya pelan. Dengan perlakuan ini Tarapun melepas ciuman
Harry dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalanya kekiri dan kekanan.

Selepas tautan kedua bibir hangat itu, Harry menyapu dagu dan leher Tara,
hingga Tarapun meracau menerima dera kenikmatan ini. "Harry, getaran dalam
tubuhku mendera sukmaku Harry, kenapa kudapatkan ini darimu bukan dari Nico"
"Harry, hantarkan aku mencapai awang-awang bersamamu, berikan aku kesempatan
untuk menikmati bara cintaku denganmu Harry." "Aaachh shheesstt, aachh aachh"
Harrypun melepas kegiatan mulutnya. "Tara, aku telah khawatir tadi bila kau
akan lari dariku, telah lama kudambakan ini denganmu, aku mencitaimu Tara."
"Mengapa baru kali ini aku bisa menggapaimu, jangan lagi kau pergi dariku"

Tangan Harry pun segera membuka kaitan branya yang ada di depan, dengan
sekali pijitan jari telunjuk dan Ibu jari sebelah kanan Harry, segeralah dua
buah gunung kembar indah itu menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang
indah. Segera ditempelkannya bibir hangat Harry pada buahdada Tara sebelah
kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu, secepat itu juga
merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang keatas.
Dikulumnya puting itu dengan buasnya, sesekali digigit halus dan ditariknya
dengan gigi Harry. Adapun reaksi Tarapun semakin mengila, mengerang dan
melenguh, sambil mengangkat badannya seraya melepaskan Jas tidurnya
berserta bra yang telah dibuka Harry dan dilemparkannya dikursi dekat tempat
tidur tersebut.

Harry segera menyadari keadaan, dengan giat penuh nafsu Harry menyedot
buahdada Tara yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah
sampai dia menyentuh CD Tara dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menentang
segar keatas, segera dirabanya kearah vertical, dari atas kebawah, yang ternyata
ditemuinya sudah basah lembab, tanda cairan birahi tara telah tak tahan
menahan dera kenikmatan dari perlakuan Harry. Segera Harrypun menurunkan CD
Tara tersebut, mendorongnya dengan kaki kirinya sampai jatuh ke karpet.
Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberi sentuhan rangsangan pada
memek Tara, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat dan
dipangkasnya adapun dibagian belahan memek dan dibagian bawahnya bersih dan
mulus tiada berambut, rangsangan Harry ini semakin tajam dan hebat hingga Tara
meracau. "Harry touch me please, touch me.." "Harry make me fly, I want to fly
with you darling, please."

Harry segera membuka belahan gundukan tebal memek Tara, dengan dua jari
telunjuk dan jari tengah dibantu dengan Ibu jari nya untuk menyentuh lebih
dalam lagi mencari klitoris Tara; kemudian disapunya dengan telunjuknya ke
atas dan kebawah. Tarapun mengerang-erang kuat tak bisa terkontrol. Adapun
mulut Harrypun segera menjalar kebawah menyambut klitoris yang telah hangat
dengan sentuhan jari telujuknya lalu dijulurkan lidahnya menggatikan kegiatan
jari tangannya, disapunnya klitoris yang semakin membesar dan keras itu,
ditekannya dengan penuh nafsu, bagai serigala yang sedang yang mendambakan
kenikmatan daging rusa atau kembing muda, ataukah sang lebah yang ingin
menghisap madu surga dunia bersama Tara; sedang kegiatan tangan kanan Harry
tetap melanglang buana dalam lorong kenikmatan Tara menari didalam rongga yang
gelap; Tarapun mengelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasmenya yang akan
semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya;
sambil terengah-engah Tara mendorong pantatnya naik, seraya tangannya memegang
kepala Harry dan menekannya kebawah sambil meracau. "Harry, fuck me darling,
please fuck me with your tongue"

Harry pun memindahkan tangannya dari relung kenikmatan Tara dan digantikannya
dengan lidah yang kuat dan digerakkannya keluar masuk diantara lembah
kenikmatan dan relungnya; Tarapun menjerit menerima ledakan Orgasmenya yang
pertama, magmanya pun meluap menyemprot keatas hidung Harry yang mancung.
"Harry aku keluaarr, aacchh Harry memekku berdenyut kencang, kiss me please
kiss me darling.." dan.. mengejanglah Tara beberapa waktu sambil tetap
meracau. "Harry kau jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku darling,
Please kiss me, acch ini permainan indah Harry baru kali ini aku benar

mendapatkannya"

Harry segera bangkit mendekap erat, diatas dadanya Tara yang dalam keadaan
oleng menyambut getaran orgasmenya; diciumnya mulut Tara dengan kuatnya,
yang disambutnya oleh Tara dengan tautan garang, menyerang lidah Harry dalam
rongga mulutnya yang indah. Tergoleklah Tara tak berdaya sesaat, Harrypun
mencumbunya dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuh Tara
yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan matanya yang
terpejam dengan penuh cinta; dibiarkannya Tara menikmati sisa-sisa
kenikmatan orgasmenya yang hebat,juga memberi kesempatan menurunnya nafsu
yang ia rasakan, kemudian katanya,

"Harry kau memberikan aku kebahagiaan, tak pernah aku merasakan sentuhan
laki-laki yang nikmat seperti ini." "Dengan Nico, aku lebih hanya menjalankan
kewajibanku, mempersembahkan badanku untuknya, dan tak mempunyai hak untuk
menikmatinya.", dengan perasaan getir yang dalam Tara mengucapkannya.
"Sudahlah, jangan kau ucapkan lagi, kita nikmati saja kebersamaan kita
berdua, tak ingin rasanya keindahan ini terganggu dengan kekecewaan yang
melintas di benak kita masing-masing."

Dengan sentuhan dan belaian Harry, Tara terbangkit gairah nafsunya lagi, segera
dia bangkit, di dorongnya pelah badan Harry yang berada diatasnya,
direbahkannya badan Harry disampingnya. Tara menundukkan kepalanya di pipi
Harry, dicium dijilatinya pipinya, menjalar kekupingnya, dimasukkannya
lidahnya kelobang kuping Harry, sehingga Harrypun meronta menahan gairahnya;
kemudian jilatan Tara turun kebawah sampai dipunting susu kiri Hari yang
berambut, dibelainya dada Harry yang penuh dengan rambut kecil, sedang tangan

kanannya memainkan puting yang sebelah kiri. Menggelinjang Harry mendapat
sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambatkan gairahnya itu,
iapun mengerang, dan mendesah.

Kegiatan Tarapun semakin memanas dengan diturunkannya sapuan lidahnya sembari
tangan Tara merangkak ke perut dan dimainkannya lubang pusar Harry sedikit
ditekan kebawah dan kesamping, terus dilepaskannya dan dibelainya perut
bawah Harry akhirnya sampai kekemaluan Harry yang sudah mengeras namun masih
terbalut dc wana biru gelap. Kemudian dibuka, dielus lembut dengan jemari
lentiknya batang kemaluan Harry, yang menentang ke atas berwarna kemerahan,
kontras dengan kulit Harry yang putih, kepalanya pun telah berbening air
birahi. Melihat keadaan yang sudah sangat menggairahkan tersebut, tak
sabarlah Tara; segera menempelkan bibir hangatnya kekepala kontol Harry
dengan penuh gelora nafsu, disapunya kepala kontol dengan cermat,
dihisapnya lubang air seninya, hingga membuat Harry memutar-mutar kepalanya
kekiri-kekanan dan mendongkak dongkakkan kepalanya menahan kenikmatan yang
sangat indah tiada tara, adapun tangannya menjambak Tara.

"Tara kekasihku, dera nikmat darimu tak tertahankan, kuingin memilikimu
seutuhnya Tara" "Tara please berikan ini ditiap menit di kehidupanku
jangan kau lari dariku sayangg, jangan kau lari dariku Tarraa" Tarapun tidak
menjawabnya, hanya lirikan matanya sambil mengedipkannya satu kearah Harry yang
sedang kelojotan, sukmanya terbang melayang ke alam raya oleh hembusan cinta
birahi yang tinggi, diiringi lagu "The four Season: Spring" dari Vivaldi.
Adapun tangan Tara memijat dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin
cepat, serta lidahnya pun menjilat seluruh permukaan kepala kontol tersebut,

temasuk dibagian urat yang sensitive bagian atas sambil dipijat pijatnya
dengan penuh nafsu birahinya. Sadar akan keadaan Harry yang semakin
mendaki puncak kenikmatanya, dan dia sendiripun telah terangsang, denyutan
memeknya telah mempengaruhi deburan darah ditubuhnya, dia lepaskan kuluman
kontol Harry dan segera dia memposisikan dirinya diatas Harry menghadap
dikakinya, dan dimasukkannya kontol tegang Harry dalam relung nikmatnya , segera
diputar memompanya naik turun sambil tekan pijatnya dengan otot vagina sekuat
tenaganya, ritme gerakannyapun ditambah sampai ke kecepatan maksimal.

Harrypun teriak, sementara Tarapun berfocus menikmati dera gesekan kontol
Harry, yang menggesek G-spotnya berulang kali, menimbulkan dera kenikmatan nan
indah sekali. Tangan Harrypun tak tinggal diam diremasnya pantat Tara yang bulat
montok indah, dan dielus-elusnya anusnya, sambil menikmati dera goyangan Tara
pada kontolnya akhirnya mereka berdua berteriak.. "Tara aku tak kuat lagi..
berikan kenikmatan lebih lagi Tara, denyutan di ujung kontolku sudak tak
tertahankan." "Kau pandai seperti kuda binalku, kau liar sekali Tara, kau
membuatku melayang Tara, aku mau keluar!" Lalu disuruhnya Tara memutar
badannya menghadap pada dirinya dan dibalikkannya Tara posisi tidur dibawah
bersandarkan bantal tinggi dan menaikan kedua kakinya dibahunya, Harrypun
bersimpuh di depan memek Tara, sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan
ritme yang cepat dan kuat, karena tak tahan lagi Harry akan denyutan diujung
kontol yang semakin mendesak seolah mau meledak. "Tara, please, let me
release my valve, I am cumming, pleasee.." "Tunggu Harry, orgasmeku juga mau
datang sayang, kita sama-sama"

Akhirnya Creet, creet , creet, tak tertahankan bendungan Harry jebol

memuntahkan spermanya di vagina Tara, adapun bersamaan Tarapun mendengus
dan meneriaknan erangan nikmatnya; segera disambarnya bibir Harry,
dikulumnya dengan hangat dan disodorkannya lidahnya dalam rongga mulut
Harry, seraya didekapmya badan Harry yang sama mengejang, basah badan Harry
dengan peluh menyatu dengan peluhnya, terkulailah Harry didada Tara, sambil
menikmati denyutan vagina Tara, yang kencang menyambut Orgasmenya yang sangat
nikmat, selama ini belum pernah ia rasakan. Dibelainya rambut Tara dengan
penuh kasih dan sayang, dikecupnya dahinya. "Honey, Thank you, I love you so
much, I want to grow old with you, please don't go away from me, you make me
a'live again.?

Mereka bangun dan digendongnya Tara dikamar mandi dan di mandikannya Tara
dibawah shower dan disabuninya dengan lembut sebagai tanda terima kasihnya
dimalam itu. Segera berpakaian mereka kembali, kemudian dihantarkannya Tara
kerumah suaminya. Ditemuinya Nico telah lelap di tempat tidur kembali
dengan tenang dan damai, secepatnya tara berganti pakaian tidur, dan
menyusul suaminya masuk dalam quiltnya dan mendekap Nico. Karena nikmatnya
permainan cinta malam itu, Tara bermimpi indah, bersama Harry semalaman.

Sejak kejadian malam itu di pavilliun Harry, Tara selalu mendambakan
belaian Harry dan ingin selalu merasakan kemaluannya yang menggeliat di
dalam vaginanya, bila teringat hal itu Tara selalu menelan ludahnya dan
tak jarang dia melamun sejenak dalam kesibukannya, segera terhenyak bila
telephone berdering ataupun tersadar bila ia diburu dengan tanggung jawabnya.

Jum'at malam ada sebuah event untuk sebuah Oil Company yang akan
merayakan "Hari Jadi" perusahaan tersebut, pesta ini mengikut sertakan

sebagian besar staffnya, jadi memang agak besarlah event yang akan diaturnya
untuk malam nanti.

Pagi-pagi dia sudah ke field, ruang pesta, dan menyiapkan segala
sesuatunya, kontak dengan dapur, mengenai makanan yang akan bergulir
untuk nanti malam. Suasana Hotel masih sepi belum banyak pegawai mulai
masuk terutama 'waiters'nya; Tara ada di ruang ruang pesta sendirian, di
pantry mencheck untuk terakhir kalinya; tiba-tiba Harry telah mendekapnya
dari belakang dan mendaratkan ciumannya dileher Tara seraya menelusuri
dagu dan bersarang di bibir lembut Tara.

"Selamat Pagi gadisku, kuingin memuaskanmu disini, nikmatilah sayang
kehadiranku." Secepat itu juga dinaikkannya Tara diatas "pantry", bagaikan kilat
di perosotkannya CD Tara, kemudian mulut Harry telah bersarang di gundukan
nikmat Tara. Tara yang telah biasa dengan perilaku suaminya, maka dia juga bisa
menerima perlakuan Harry ini, maka Tara hanya menghisap nafas dalam-dalam
dan menahannya sebentar dan dihembuskannya perlahan-lahan; Namun tentu saja
dengan Harry mendapatkan sensasi yang lain dan memang dia mengharapkannya
perlakuan semacam ini ditiap detik nafas dan hidupannya yang baru.

Dinikmatinya rasa indah di bawah sana sambil menggelepar dan mengerang.
Clitorisnya pun merasa semakin membesar dan vaginanya berdenyut kencang tak
tertahankan. Tanpa dia sadari tangannya sendiri menggapai payudaranya dibawah
blazernya dan di remasnya, beberapa saat kemudian ditelusupkannya tangannya
kedalam bluse dan dirabanya puntingnya dan dipelintirnya sendiri, nikmat
sekali rasanya seakan membuatnya melayang-layang.

Setelah puas Harry menjilatin dan mengentot vagina Tara dengan lidahnya,

berdirilah dia dan menarik retsleting celana panjangnya dan
dikeluarkannya kemaluannya dari lubang CDnya. "Tara, kukunci pintu besar itu
jangan kuatir, kita making love disini Okay?" "Harry lakukanlah, entoti aku
dengan gaya dan nafsu birahimu, aku akan menikmatinya" Harrypun tersenyum dan
menusukkan kontol yang tegang dan perkasa itu kedalam vagina Tara yang sudah
membasah melelehkan air nikmatnya, karena menahan birahinya.

Sambil berdiri Harry mengentot, memompa kontolnya kuat-kuat dan penuh birahi,
sesekali badannya dibungkukkannya, untuk menggapai wajah Tara yang tersenyum
manis selama di entotnya. Geregetan rasa Harry melihat wajah yang manis dan
penuh gelora cinta di depan matanya. Tara sangat menikmati hujaman kontol
Harry dan sambil berkata, "Harry, terus sayaang puaskan daku, ingin aku mati
bersamamu dalam keadaan kau entoti aku begini." "Enak Harry enak sekali
teruskan.. nikmat batang kontolmu menghentak-hentak ubunku Harryy, ngiluu
Harry!" Segera diangkatnya tubuh Tara. "Tara pompa kontolku naik turun, kau
tentu pandai mengerjakan buat sukmaku melayang bersamamu Taraa",

Segera Tara digendong menghadapnya dengan kedua kakinya di pinggang nya, serta
tanggan Harry memegang pinggang Tara. Segera dikocoknya badan Tara naik
turun, dan Tarapun ikut aktive melakukan permintaannya sambil terus
berfucus pada kenikmatan gesekan kontol Haryy, yang membuatnya gilu geli
menhujam seluruh tubuhnya hingga bergetar. "Harry boleh aku keluaar?" "Ya
gadisku kita sama-sama, memekmu hangat menjepit, memilin kuat kontolku,
kontolku berdenyut mau keluar spermaku sayang, Oooh kau gadis nakalku.. kau
binall!" Dan orgasmelah mereka berdua dengan rasa bahagia meliputi mereka.

Kemudian diletakkannya tubuh Tara di pantry kembali,sambil melepaskan kontol
Harry, digesernya badan Tara sejajar dengan pinggir pantry, kemudian
disodorkannya dimulut Tara, segara Tara mengerti maksudnya dikulum dan
dihisapnya kontol tegang itu sampai bersih kembali. Cepat cepat mereka
membersihkan diri di "wash basin" di"pantry" itu, segera mereka merapikan
baju mereka. Harry mendekap Tara, mencium kening pipi dan mulutnya, sambil
mengatakan: "Kau sempurna, gadisku, kita nikmati hidup ini dengan sebaik
baiknya, seindah matahari bersinar setiap hari.." "Adakah kamu menikmati
permainan kita tadi Tara?" maukan kau menikmatinya ditiap kesempatan ada?" "Ya
Harry saya bahagia, dan menikmatinya ngentot denganmu darling"

Dikecupmya Tara sekali lagi dan mengucapkan selamat kerja, kemudian
ditinggalkannya Tara meneruskan pekerjaannya. Adapun Tara sendiri merasa
bahagia, nikmat, seolah ringan dalam tubuhnya, karena birahinya tersalurkan baik
dengan orang yang dia cintai, dia lalu mengerjakan pekerjaannya dengan suka
cita.

Selang dua hari kemudian, dipagi hari, jam 7 pagi Tara sudah ada dikantornya,
Tara mendapatkan SMS dari Harry, dimana Tara memang sangat
mengharapkannya. "Datanglah ke lantai 9, aku sedang mencek kamar VIP untuk
siang ini, bawa set brochures yang untuk kamar 914, Housekeepernya kelupaan."

Segera datanglah Tara kelantai 9 dan memberikan nya ke Harry, yang bertemu
dilorong dekat kamar penyimpanan Linen Hotel. Begitu melihat Tara datang,
segera Harry membuka kedua lenggannya dan menyambutnya dengan dekapan dan
ciumannya dibibir hangat Tara. Sadar akan keadaan, segera dibawanya Tara

kekamar linen tersebut segera dilanjutkannya melumat bibir Tara, sambil tangan
kirinya meraba pantatnya yang penuh, dan memerosotkan CD dan stokingnya,
ditariknya dengan kakinya supaya turun terus ke lantai. Segera setelah itu,
tanggannya pindah ke depan menggapai gundukan vagina Tara yang sudah menunggu
kenikmatan ciptaan tangan Harry. Tangan Tarapun tak tinggal diam, dan dibukanya
retsleting celana Harry dan segera diturukannya semua termasuk celana dalam
Harry secepat kilat. "Tara, kita sambut pagi ini dengan ceria matahari pagi ya,
Kita making love disini, para 'Housemaid' belum datang, tenang saja kita
OK."

Tara meminta Harry untuk memindahkan kursi ini ke pintu, maka dilakukannya
perintah Tara, untuk memindahkan sebuah kursi didepan pintu. Dan dibukanya
baju Tara semua dan juga Tara membuka baju Harry, hingga mereka telajang
bulat, tak selembar benangpun melekat pada tubuh mereka. Harry
memposisikan dirinya berdiri berhadapan dengan Tara, kaki Tara sebelah kiri
mengait kaki kanan Harry dan sebaliknya Kaki kiri Harry mengait kaki kanan Tara,
segera Harry menyelipkan penisnya dalam vagina Tara, sambil tangan kiri mereka
memegangi kaki kiri mereka yang menepel di pantat mereka masing-masing.

Harry mengayun pantatnya kuat-kuat dan Tarapun menjepit, dan mengerakkan
vaginanya mengimbangi ayunan Harry, kenikmatan mereka daki bersama, dengan
dengausan dan erangan kecil-kecil dari mulut mereka terlepaskan, dan dengan
sepenuh tenaga, Harry melaksanakan tugasnya dengan sempurna, hingga Tara
mengerang kuat mendapat orgasmenya. Tara merangkul Harry kuat-kuat sambil
memangut, dan menghisap liur Harry dengan garang penuh nafsu birahi.

Setelah reda emosi dan getaran seluruh tubuh Tara, dilepaskannya semua

posisi itu dan Harrypun minta Tara menungging dengan berpegangan ditiang teroli
linen yang terbuat dari kayu yang kuat dan besar itu. Maka ditusukkannya penis
merah Harry divagina Tara dari belakang, dan digoyang-goyangkan berulangkali
untuk mendapatkan posisi yang nikmat untuk Tara, reaksi tarapun segera merintih
menikmati goyangan tersebut, dengan goncangan penis Harry yang menggesek G
spotnya didalam sana, seolah ada sesosok tubuh yang kuasa menarik dorong sukma
nya dari ubun-ubun, Tara pun mencengkeram tiang kayu itu sambil meracau tak
menentu.

Kemudian dengan ayunan pasti penuh nafsu birahi dihujamkannya penis tegang
Harry itu berualang-ulang pada Vagina Tara, terasa Vagina Tara melelehkan
cairan kenikmatannya membuat derap penis Harry semakin lincah menari didalam
relung nikmat Tara. Sungguh, nikmat yang dirasakan Tara, diapun mendongak
dongakkan kepalanya sambil meracau. "Harry, enaak, Haarry teruskan aku sedang
mendaki bersamamu sayang." "Hunjam memekku keras-keras, layangkan aku ke
angkasa, biarkan aku mendapatkan orgameku yang indah lagi Harry!"

Harrypun semakin giat mendapat seruan Tara, di hentakkannya lebih keras
kontol yang keras itu di relung nikmat Tara dan akhirnya iapun merasakan
denyutan kepala kontolnya tak tertahankan lagi. "Tarra aku dataang,
nikmatilah ini, siapkah kau menerimanya?" "Ya Harry, aku sudah siap,
membungkuklah dan cium punggungku dan remas susuku Harry" "Cepat lakukanlah aku
akan orgasme aacchh sshhtt, Harry enak sekali aku sampai juga Harryy.."

Cepat otomatis, Hary membungkuk dan menciumi punggung Tara,meremas-remas
payudara Tara dengan gairahnya yang memuncak. "Tarra, achh aku keluarr,

addduhh enak Tara!" Sesudah selesai mereka orgasme, lunglailah mereka di
kursi duduk dan saling berpangkuan. Jam menunjukkan jam 8:20 am, telah 1 jam
20 menit mereka bermain cinta di kamar linen lantai 9 tersebut; segera,
diraihnya lipatan handuk dari tumpukannya di troli kayu tersebut dan di
bersihkannya badanya dengan handuk itu, kemudian berpakain sebaik-baiknya dan
mereka berpelukan kembali mengucapkan selamat bekerja, lalu mereka membuang
handuk kotornya ke tube, supaya jatuh ke ruang linen di basement, kemudian
mereka berpisah.

Tara cepat kekamar mandi wanita di lantai 3 dan cepat cepat membersihkan
badannya di bawah shower, menyabun tubuhnya dan di elus-elus lembut memeknya,
sambil tersenyum sendiri mengenang nikmatnya ngentot dengan Harry,
terlupakanlah sedikit pedih kehidupan yang ada dihatinya, hidup bersama
suaminya Nico. Dibilasnya dibawah shower tubuhnya, segera setelah itu
berpakaian, kemudian membetulkan "grooming" wajah dan rambutnya. Segera dia
kembali keruang kerja dikantornya, jam menunjukkan 8:50am, segera Tara memulai
pekerjaannya hingga selesai. Adapun Harry berlaku sama hanya dia menuju ke
Pavilliunnya dan mandi lagi sebentar dan turun ketinggkat 5 di kantor Executive
Office dan menunaikan kerja nya kembali dengan aman dan damai. Hari itu sangat
indah baginya dan harapannya untuk ngentot dengan Tara selalu menjadi obsesinya
disetiap harinya.

Event week end mendatang ada penyelenggaraan 'Grand Prix' di kota itu, Hotel
penuh dari pertengahan minggu sebelumnya, sebagian staff dapur dan para
waiter/waitress dikonsentrasikan kelapangan diweek end itu, dengan membuka dua
tenda atas nama Hotel disekitar lapangan pacuan itu; karena banyak para
Businesman/woman, dan paraa Celebreties menyaksikan balap mobil Formula 1

itu. Sebagian besar lagi para waitres/waitress dikonsentrasikan untuk event
malam hari di restaurant-restaurant diproperty hotel, adapun siang hari
memang agak lengang suasana di Hotel. Karena Kebetulan 'General Manager'nya
tugas turun kelapangan, maka Harry ditugaskan incharge didalam property Hotel
tersebut.

Kesibukan Tara sudah agak menurun, karena biasanya kesibukan Tara memuncak
sebelum event berlangsung. Saat yang indah itu, dimanfaatkan mereka berdua
saling mengirim SMS, Harrypun datang kekantor kerja Tara, yang berada di
pojok itu, segera ia mengunci pintu kantornya dan diraihnya Tara dengan
buasnya kemudian dilucutinya baju bawahnya, semua tanpa kecuali, dan
diangkatnya Tara dimeja kerjanya lalu didudukkanya diatas meja kerja, segera
dijilatinya memek hangatnya dengan lahapnya. Tara memejamkan matanya, sambil
berpegangan kepala Harry menahan serentetan kenikmatan dan denyutan memeknya
yang sangat luarbiasa sensasinya; maka digoyangkannya pantatnya sambil duduk,
mengharapkan dera dan tusukan lidah Harry untuk segera menggapai dinding dalam
rahimnya, Tara mendorong-dorong kepala Harry supaya masuk jauh kedalam
selangkangannya. Sambil mengerang, ia menjepit kepala Harry karena dia mendapat
Orgasmenya di pagi itu. Harry bangun dari selangkangan Tara setelah Tara mulai
merenggangkan selangkangannya dan segera mendekapnya, diciuminya Tara dengan
nafsunya yang membara bersama asmaranya menutupi semua perasaan yang ada di pagi
itu.

Setelah Tara pulih kembali, dibiarkan dia merebahkan dirinya di meja
kerjanya, selang beberapa menit, segera diturunkannya celana Harry, sambil
berdiri dijulurkannya kontol tegangnya pada klitoris Tara, dimainkannya lagi
klitoris itu dengan kontolnya, hal ini menimbulkan gairah Tara kembali

menyelubungi tubuhnya. Setelah Tara menggeliat dan melelehkan getah bening
memeknya, Harrypun menusukan kontolnya dalam Vaginanya, segera dipompanya dengan
ritme pelan dan kemudiaan cepat, di tariknya lagi, diam sejenak dan
dihujamkannya lagi dengan kuat.

Tara belingsatan dan mendongkak-dongkak kembali dan digoyang-goyangkannya
kepalanya kekiri dan kekanan sambil giginya menggigit bibir bawahnya dengan
kuat untuk menahan dera nikmat yang sangat dia inginkan tiap harinya.
Sampai akhirnya Harry mengatakan akan mencapai ejakulasinya, ingin
mereka menuangkan sama-sama, dan mereka selesaikan kenikmatan itu dengan
sempurna, muncat tiga kali sperma dalam rahim Tara, segera dicabutnya kontol
Harry, diputarnya badan Tara kepinggir meja dan disodorkannya kontol Harry
kemulut Tara, segera Tara membuka mulutnya dan dikulumnya kontol Harry yang
tegang merah, sedang memuncratkan spermanya langsung dalam
tenggorokannya, segera ditelannya semua sperma itu,lalu dijilatinya kontol Harry
dengan penuh kasih sayang. Setelah selesai session itu, mereka segera merapikan
diri dan bekerja kembali.

Jam 11 siang, Tara telephone Marissa mengatakan akan ke dokter lagi, dan
Marissa pun akan menolongnya mencatat pesan untuk Tara. Namun sebetulnya Tara
hanya naik ke tinggkat 14 kamar No 31, di Paviliun Harry, disana Harry
telah menunggu nya, setelah Harry berpesan ke Marissa bahwa dia akan pergi
kelapangan balap selama 3 jam, kontrol keadaan di sana.

Segera setelah Tara Masuk ke Paviliun, tak sabar lagi Harry menggendong
tara di kamar mandi dan melepas semua bajunya, untuk mandi bersama. Setelah
mereka telanjang dimasukkannya Tara dalam bathtub, Harry berdiri

dipinggir bathtub, di mintanya Tara menyepong dan mengelus-elus kontolnya, maka
di elusnya buah zakar Harry lalu dikulum, dijilatnya dengan lidah nakal Tara,
dimain-mainkannya dalam mulutnya, Harry mengerang kuat-kuat sambil matanya
dipejamkan. Kemudian dirambatkannya lidah Tara kebatang kontol Harry, sambil
menyapu dan menyedot seluruh batang kontol Harry, tangan Tara memilin dan
memainkan buah zakarnya yang mengecil. "Tara, kamu nakal, kamu menggodaku,
kulumlah Tara kepala penisku itu, mainkanlah dengan lidah yang nakal itu.."

Diturutinya kemauannya, di kulumnya kepala Panis Harry, dan dimainkannya
lidahnya dilingkaran kepala Panis yang menyembul itu. "Aaacchh Tara,
manisku, kau jalang, kau binal.. kau gadisku, kau milikku Taraa, kau selalu
memuaskanku Tarra.." Tara pun melepaskan kulumannya, dan minta dicium
mulutnya dengan mulut lembutnya Harry. "Harry kiss me darling, I need you
always, I want to be with you always darling."

Ditariknya pelan Harry kedalam air dan segera menduduki kontol yang keras itu
dan menyelipkannya dalam vaginanya, sambil dia mendongkakkan kepala
kearah belakang diayunkannya badannya, memompa penis Harry, dan Harry,
memegang pinggang dan punggung belakang Tara menjaga supanya tak terbalik
jatuh ke belakang. Sebagai, dewi amor sedang mengamuk Tara melonjak-lonjak
memompa penis tegangnya Harry hingga pendakian birahinya mencapai puncaknya
dan Tarrapun orgasme lagi.

Harry mengangkat Tara, dibalikkannya badan Tara supaya dia tiduran menungging
releks dalam bathtub, kemudian dia tusuk dan pompa memek Tara dari belakang
sambil Harry menekuk lututnya dalam air tersebut. Tara mengerang lagi,
diiringi dengusan nafas Harry yang memburu, terus penis Harry menghujam

dan menari didalam relung nikmatnya Tara dengan bebasnya, erangan dan raugan
mereka berdua tak bisa dihindarkan dan akhirnya mereka mencapai orgasmenya
yang kesekian kalinya dihari yang indah itu.

Mereka mandi bersama dan menguyur badan bersama, setelah puas mereka
mengeringkan badan mereka dan beranjak ke tempat tidur. Melihat badan Tara
yang masih telanjang itu, Harry ingin mencumbunya lagi, didorongnya Tara
ketempat tidur, dan direbahkannya dia, dengan kaki masih menjutai dipinggir
tempat tidur. Dimasukkannya lagi kontolnya walau belum tegang sepenuhnya, dan
digoyang-goyangkannya terus menerus, sampai benar-benar keras, didalam liang
vagina Tara, kemudian dihujamkannya kencang-kencang kontol buas itu pada
memek Tara yang kenyal, sempit menghimpit dan berdenyut di dalam.

"Tara biarkan aku biadab, menuruti nafsu binatangku kepadamu, kaupun akan
merasa bahagia dengan perlakuanku ini, katakan bila kau tak menyukainya."
"Harry lakukanlah, kau wild dan aku menyenanginya, kuingin kontolmu nyelip
disana terus dimanapun aku pergi, dari pagi sampai petang, akan ku pilin dan
kupijit dengan denyutan memekku terus menerus Harry!" "Harry aku bosan
memakai dcku akan kuganti pakai kontolmu saja didalam sana untuk menutupi
memekku" Harry memejamkan matanya, sambil menjawab, "Heemm, Tara, kau benar
benar binaall!"

Tara, merasakan keindahkan making love dengan Harry, sukmanya menari, seiring
deburan darah dan detup jantungnya setiap kali ia mendapatkan hujaman kontol
Harry; ngilu, geli, seribu rasa ada dalam tubuhnya seakan ia melayang-layang
dialangit yang biru tiada berbatas; hingga sampai saatnya terasa ia akan
orgasme lagi. "Harry aku siap, magma didalam akan segera meledak Harry,

berikan spermamu didalam sana" "Okey Tarra, aku dattaangg segera" Ddan
Creett, creet, creet, sempurnalah pergumulan mereka disiang hari itu. Maka
robohlah Harry di badan Tara, dengan penuh peluh di badan dan kepalanya..

Mereka tertidur selama 1.5 jam, kemudian mereka membersihkan diri lagi,
berpakaian kembali. Tara keluar dari Paviliun Harry dengan sebelumnya mengecup
bibirnya mengucapkan selamat siang dan selamat kerja lagi. Hari itu Tara
pulang sore, karena merasa capek sekali seharian ngentot bersama Harry,
dijalan dia membeli makanan kesukaan Nico dan anak-anak. Sesampai dirumah
mereka makan malam dan main dengan anak-anak sebentar, dan setelah
bercakap-cakap dengan Nico, dibahasnya semua masalah rumah tangga sehari itu,
kemudian menyuruh anak-anak tidur. Sedang Nico menggandeng Tara masuk kedalam
kamar dan meminta jatahnya yang dua hari tidak didapatkannya dari Tara.

Dalam hati Tara mengeluh, "Mati aku hari ini, sekian kali aku harus
mengentot, memekku sudah terasa lelah sekali", namun sekali lagi ini kewajiban,
tak bisa ditolaknya permintaan Nico. Segera, Nico melucutinya, dan
merebahkan Tara di tempat tidurnya, secepat itu juga Nico menghunjam memek Tara,
mulailah "mesin sex" tersebut menderu sejalan dengan derap birahi Nico. Puas
Nico, menghujam tanpa perasaan dari depan, dibalikkannya Tara supaya
menungging, dan di hujamkannya kontol ngaceng Nico dari belakang, tak lama
kemudaian dia sudah memuncratkan sperma birahinya di dalam rahim Tara, tanpa
harus mengimbangi perasaan Tara, dalam usahanya mendaki birahinya untuk sama
sama menikmati cinta suami istri yang sedang memadu kasih, dengan cara yang
terdalam, yakni ngentot.

Kembali kecewa dalam hati Tara, dan benar benar kesal akan perilaku Nico,
yang selalu sepihak dalam menunaikan tugasnya sebagai suami. Sedih sekali
perasaan Tara, namun sekali lagi dia tidak bisa mengelak dan protes kepada
Nico suaminya. Esoknya, Tara kembali bekerja, dia mendapat e-mail dari sebuah
perusahaan Garment dari designer terbaik di negeri itu, dimana mereka akan
mengadakan pameran dan peragaan dalam Hotelnya, kira kira 10 hari
mendatang. Tara segera menyiapkan segala sesuatunya untuk penyelenggaraan
pameran dan peragaan pakaian elite ini.

Setiap sore Tara harus tinggal sampai agak larut, menyusun brochures dan
undangan kepada orang-orang yang pantes diundang dan penyelenggaraannya.
Harrypun harus juga mendorong dan mendukung usaha Tara dalam hal ini, maka
kebersamaan mereka tak ada yang mencurigai. Sering Tara tinggal di
Paviliunnya, dan mencari tanda tanggannya Harry; bila Harry bilang mau
mengerjakannya di pavilliun, dan Tarapun harus datang, walau akhirnya mereka
berdua selalu melampyaskan hasrat birahinya di paviliun itu.

Di suatu hari Sabtu, Tara mengatakan ke Nico bahwa dia akan masuk kerja, ada
kerjaan yang tidak selesai. Namun setelah dia kerja sejam di kantornya, Harry
memanggilnya. Setelah Tara berada di Paviliunnya, sambil minum teh bersama,
Harry mengeluarkan amplop tak tertutup diberikannya kepada Tara. "Tara, aku
sangat mencintaimu, aku ingin juga sedikit memiliki cinta kepada anak-anakmu"
"Ini tanda cintaku pada anak-anakmu, karena aku tentunya tak bisa memeluk dan
menggapainya, Depositkan uang ini untuk sekolah anak anakmu" "Jangan
sekali-kali kau pakai, kau akan mendapatkan bagiannya sendiri dariku"

Terperanggah Tara akan kata-kata Harry, dan melelehlah air matanya. "Harry,
apa artinya semuanya ini, akankah kau meninggalkan aku?" "Tara, Jangan kau
berburuk sangka padaku, kau adalah gadis binalku selamanya." "Tak akan
kutinggalkan dirimu akan selalu kuusahakan yang terbaik untukmu, untuk kita
selalu saling memiliki", maka diciumnya bibir Tara dan dihapusnya air
matanya. Kembali mereka berpangutan, dan diteruskan seharian ngentot berdua
diruang tamu setelah minum teh, di dapur sambil memasak, karena Harry dan Tara
senang memasak.

Mereka mempunyai tekad menjalani cinta dan kebahagian mereka, mereka tuai
dalam "Rumah Besar" sambil melupakan kepedihan hidup dalam keluarganya
masing-masing, sampai waktu dan umur memisahkan mereka.

1 comment:

aku said...

“KERANA SATU KLIK MALAPETAKA BERTERUSAN DITERIMA HINGGA HARI KIAMAT
Oleh: Ismail Abu Bakar

Di zaman ICT dan Globalisasi ini kemudahan komputer dan email hampir ada pada setiap orang yang bekerja di sektor swasta juga kerajaan termasuk kepada pelajar-pelajar di kolej dan universiti. Kemudahan internet yang disediakan dengan kadar yang semakin munasabah menyebabkan kemudahan email ini menjadi semakin popular.Pernahkah kita terfikir dengan satu “KLIK” sahaja akan menyebabkan mencurah-curah dosa yang di terima secara berterusan hingga hari kiamat.
Apa yang penulis akan bincangkan adalah berdasarkan dua buah Hadis Sahih berikut.
Mahfumnya::
Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Bersabda Nabi s.a.w. : “Tiada suatu jiwa yang terbunuh dengan penganiayaan, melainkan putera Adam yang pertama dahulu itu mendapat bahagian dari penumpahan darah itu, kerana ia yang pertama membuka jalan untuk penumpahan darah.”(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Yang dimaksudkan di dalam hadis ini adalah kisah pembunuhan Qabil terhadap Habil kerana Qabil dengki terhadap Habil yang berkahwin dengan kembarnya yang lebih cantik.
Mahfumnya:
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesiapa yang mengajak kejalan hidayat, maka baginya dari pahala seperti pahala (sebanyak pahala)pengikutnya, dengan tidak mengurangi sedikit pun dari pahala mereka. Dan sesiapa yang mengajak ke jalan sesat, maka menanggung dosa sebanyak dosa-dosa pengikutnya, dengan tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikit pun.
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Bagi memudahkan kefahaman akan maksud hadis-hadis di atas dan berkaitan dengan konteks kehidupan kita pada zaman ICT ini, mari kita ambil iktibar dari kisah berikut. Zack baharu tamat belajar di sebuah universiti kemudian di terima bekerja di sebuah syarikat ICT. Setiap pekerja dibekalkan dengan komputer, alamat email dan internet akses bagi memudahkan urusan kerja seharian.Zack mempunyai ramai kawan dan mereka berhubung melalui email setiap hari. Masa lapang Zack diisi dengan melayari laman web lucah. Kegemarannya ialah memuat turun (download) gambar-gambar lucah itu kemudian berkongsi dengan kawan-kawannya melalui email. Dia mempunyai “email group” dan ada 50 alamat email kawan-kawannya di dalam “emailgroup” tersebut.
Sekali menghantar email, dia akan menghantar kepada “emailgroup” tersebut.Selain daripada itu dia juga suka menghantar semula email yang diterima daripada rakan yang lain ke “emailgroup”. Di antara kandungan email itu adalah kisah-kisah yang mengaibkan seseorang seperti video klip bercium di dalam lif, kisah seluar dalam yang dijumpai di dalam periuk di restoran mamak dan seumpamanya lagi yang kebanyakannya adalah perkara-perkara yang nafsu kita seronok membacanya dan melihatnya tetapi hukumnya adalah jelas haram di sisi syariat Islam.
Pada suatu hari ketika pulang dari tempat kerja Zack terlibat dengan kemalangan jalan raya dan kembali kerahmatullah di tempat kejadian.
Di dalam Islam telah sepakat ulama’ bahawa hukum melihat gambar-gambar lucah, menyebarkan fitnah, membuka aib dan seumpamanya adalah haram serta berdosa kepada mereka yang melakukannya dan menyebarkannya.Untuk memudahkan kefahaman, katakan Zack telah mendapat satu dosa kerana menghantar gambar-gambar lucah kepada kawan-kawannya. Gambar tersebut diterima oleh 50 orang kawan-kawannya melalui email. Kesemua kawan-kawannya seronok dengan gambar tersebut dan meredai perbuatan Zack maka setiap kawannya mendapat satu dosa manakala dosa setiap kawannya itu juga diberikan kepada Zack jadilah sekarang dosa Zack 1+50 = 51.Setiap kawan-kawan Zack itu pula menghantar gambar tersebut kepada 10 orang lagi,maka sekarang dosa Zack akan bertambah lagi menjadi 1+50+500=551 dosa. Kemudian setiap sepuluh orang itu menghantar lagi kepada 10 orang yang lain, bertambahlah dosa Zack menjadi 1+50+500=5551. Begitulah seterusnya.
Zack telah meninggal dunia, email nya masih lagi tersebar, maka akan berterusanlah dia mendapat dosa selagi email itu berlegar di ruang cyber hingga hari kiamat. Begitulah iktibar yang boleh diambil daripada apa yang berlaku kepada Qabil, setiap jiwa yang mati dibunuh kerana hasad dengki manusia, maka dosa membunuh itu akan juga sampai kepada Qabil hingga hari kiamat. Bayangkanlah berapa ramaikah jiwa yang telah
kena bunuh dengan zalim sejak dari zaman nabi Adam hingga sekarang? Dan berapakah dosa yang terpaksa ditanggung oleh Qabil di akhirat kelak?
Berbalik kepada kisah Zack, katakan sebelum meninggal dunia, Zack telah sempat bertaubat, insya’Allah dosa manusia terus dengan Allah, seperti meninggalkan puasa, zakat dan solat fardu akan Allah ampunkan tetapi dosa kita sesama manusia hanya Allah akan ampunkan bila insan tersebut mengampunkan kita. Zack telah menyebarkan perkara
yang menyebabkan orang lain berdosa, bagaimanakah dia nak mintak ampun dengan semua yang menerima email tersebut? Selagi mereka semua tidak mengampunkan Zack maka selagi itulah dia akan terima dosa hingga kiamat kelak.
Inilah malapetaka yang sangat besar pada zaman ICT ini. Dengan sekali klik sahaja saham dosa akan mencurah-curah sampai kepada kita. Sebab itu setiap kali apabila kita menerima email, hendaklah berhati-hati, jika kandungan email itu adalah gambar lucah atau yang mengaibkan seseorang muslim lain atau sesuatu fitnah hendaklah segera dibuang dan jangan ada sedetik pun didalam hati untuk seronok dengan benda yang haram bagi mengelakkan kita dan pengirim dari berdosa.
Yang sebaiknya jika yang diterima itu haram, nasihatkanlah pengirim supaya bertaubat dan berhati-hati di masa-masa akan datang.
Sebaliknya jika kita menyebarkan perkara-perkara yang baik dan diredai oleh Allah SWT yang pastinya ganjaran pahala yang di terima pasti mencurah-curah selagi ia masih terus di sebarkan.
Wallahhu’alam
Sumber: tranungkite.net